Apa yang menyebabkan saya bisa sampai ke Seoul?
Karena sebuah cerpen berjudul Sedekah Minus yang terbit tahun 2012 di Republika.
Suatu ketika, Profesor Koh Yun dari Malays Studies menelepon dan menanyakan cerpen-cerpen saya yang pernah terbit di koran. Saya ajukan beberapa cerpen seperti Sarha dan Sedekah Minus. Tak dinyana, cerpen Sedekah Minus terpilih oleh majalah journal ASIA untuk diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Korea. Awalnya, saya hanya akan diundang sepekan dalam acara journal majalah ASIA namun ternyata, saya turut diundang dalam Seoul Art Space Yeounhui bersama penulis-penulis lain.
Penulis lain yang hadir sejak Mei adalah Pankaj Dubey, sutradara dan penulis dari India serta Profesor Purevkhuu Batkhuyag, dari Mongolia yang mahir berbasaha Russia.
Untuk undangan, Seoul Art Space Yeounhui mensyaratkan saya menulis makalah tentang literasi di Indonesia. Batas akhir penulisan saat itu 15 April 2016. Alhamdulillah, saya dapat mewakili teman-teman FLP (Forum Lingkar Pena) dan mewakili teman-teman penulis Indonesia untuk hadir di acara internasional ini. Banyak pengalaman yang tak dapat ditukar nilainya dengan uang. Banyak banget pengalaman unik mulai kesasar di Itaewon Mosque sampai bagaimana cara kita selamat tinggal di kota dan negeri baru.
Ternyata, para penulis Indonesia lain pun bisa hadir di acara ini lho! Simak laporannya nanti ya 🙂
“Ternyata, para penulis Indonesia lain pun bisa hadir di acara ini lho! Simak laporannya nanti ya”
ditunggu Bu 🙂