Sebagian orang yang apatis dan kecewa terhadap cinta beranggapan, cinta hanya bahasan yang dilalap anak-anak muda kasmaran. Anak-anak yang masih seusia umur bawang, belum melihat dunia dari cakrawala tiga dimensi, empat dimensi, ribuan dimensi.
Masih ada cinta sejati yang tulus?
Yang menurut ukuran skala Zick Rubin, terdapat parameter untuk mengukur Cinta ataukah Suka,masing-masing parameter berjumlah 13 point . (Beli Kitab Cinta dan Patah Hati ; juga Cinta x Cinta hehe)
Apa beda CINTA dan SUKA?
Senang karena dapat diajak berbicara, ia orang yang mengagumkan dari segi intelektual maupun prestasi, bersamanya tak pernah badmood. Itu namanya SUKA.
Kesalahannya samar terlihat, memaafkan apapun perilakunya, kebahagiannya adalah tanggung jawab kita, ingin menatap berlama-lama dan hanya dengannya rahasia terdalam dapat dibagi. Itu namanya CINTA.
Demikian kata suhu Zick Rubin.
Silakan isi questionernya dan ujicoba pada pasangan.
Menilik parameter cinta bahwa kebahagiaannya adalah tanggung jawab kita; disitulah titik ketulusan berada.
Titik ketulusan seorang gadis secantik Naila dalam usia 18 tahun menikah dengan Utsman bin Affan yang berusia 80 tahun; Naila rela menjadi perisai bagi suaminya kala para pemberontak merangsek masuk. Kisah cinta unik antara Zainab al Nafzawiyya dengan Abubakar bin Umar dan Yusuf ibn Tashfin; dimana Abubakar mengalah pada Yusuf sebab Zainab memiliki ambisi besar : menaklukan Andalusia, saat Abubakar tak sanggup memenuhinya.
Di antara kita masih ada cinta tulus itu.
Memikirkan kebahagiaan pasangan, dalam hal-hal kecil. Rela terjaga dengan tidur yang terganggu tiba-tiba, demi membukakan pintu bagi sang kekasih. Menatap wajahnya, merupakan hiburan pelepas penat.
Merelakan pasangan memiliki me-time, karena ia membutuhkannya dan biarlah kita kerepotan mengerjakan ini itu sendiri. Toh di lain waktu, saat kita menginginkan me time, ganti ia yang rela mengorbankan diri.
Ada orang-orang yang luarbiasa, memikirkan kebahagiaan pasangan seperti Abubakar bin Umar memikirkan kebahagiaan Zainab al Nafwaziyya : merelakan tambatan hatinya memilih cinta yang lain.
Seorang sahabat, dengan segenap cinta dan ketulusannya, mengizinkan suaminya untuk menikah dengan perempuan lain sebab perempuan kedua inilah yang mampu membangkitkan semi cinta sang suami kembali.
Ah, dapatkah suami meninggalkan istri terdahulu dan mencurahkan cinta bagi istri yang kemudian?
Tampaknya harus dilanjutkan dengan pembahasan seri cinta yang berikutnya.
Mbak Sinta ๐
Bolehkah saya curhat?
Saya sudah merampungkan sebuah novel, tentang ‘maqasid syariah’. Ini novel kedua saya yang selesai, tapi karena isinya “menyederhanakan tema kajian filsafat hukum agar bisa dipahami bahkan oleh banyak orang”, saya jadi kurang percaya diri.
Maukah Mbak membacanya? Berikan masukan ๐
Maaf ya….lama gak nengok WordPress. Habis kelar thesis.
Silakan Kirim 2-3 bab ke sintayudisia@gmail.com.
Ohya insyaallah 1 Mei saya ke Lombok. Mas Ical tinggal dimana ya?
Baiklah Mbak Sinta Yudisia, terima kasih banyak ๐
Mbak sungguhan mampir ke Lombok tanggal segitu? Rumah saya di Rembige, Mataram (di dekat bandara lama). Di rumah juga ada basecamp-perpustakaan komunitas literasi yang saya dirikan Mbak. Kalau boleh, waktu Mbak ke Lombok, saya mau ajak teman-teman silaturrahmi sama Mbak ๐
Iya…insyaAllah ada acara tgl 1 Mei
Dimana Mbak? Kalau berupa talkshow, kami mau banget dateng ๐
Bang Ical….saya lagi di Mataram. Hp saya 081938416620