📝🖋📖Apa yang kita tulis dan rasakan (mungkin) akan dialami.🗒🖍🖊

 

DSC_0534

Dalam perjalanan menunggang delman dimulai dari pasar Jamaa el Fna, satu bangunan kokoh megah menjulang berwarna merah, indah berukir dengan menara menantang langit dan terbenamnya matahari, memikat pencari dahaga sholat yang menemukan tempat sempurna untuk bersujud: masjid al Kutubiah.

Pemandu kami Alvian bercerita ttg bangunan2 yang kami lalui hingga sampai pada satu artefak sunyi yang menawan, katanya: “itu makam ulama atau pahlawan.”
“Siapa?” tanyaku.
“Yusuf bin Tashfin.”

Jantung, paru-paru, aliran darah sesaat kehilangan denyut.
Masyaallah…laa haula wa laa quwwata illa billah 😭.

Aku menuliskan kisah Yusuf bin Tashfin, 2 kali. Di Kitab Cinta Patah Hati, dan Psikologi Pengantin yang dalam proses terbit. Dua-duanya di Indiva.

Mengapa Yusuf bin Tashfin?
Aku terpesona dg kisah pernikahan Al Nawziyya, yang hanya mau menikah dg seorang pemuda yg bersedia memberikan mahar: penaklukan Andalusia. Tak ada yang bersedia melamarnya kecuali seorang pemuda bernama Abdullah (atau Abubakar)yang kelak menyerahkan Zaynab pada Yusuf bin Tashfin.

Kisah cinta mereka demikian memukau, hingga aku seringkali berkata: suatu saat aku akan menulis Novel tentang Andalusia, insyaallah, dengan tokoh Yusuf bin Tashfin dan Zaynab Al Nawziyya ada di dalamnya.

Maha Mendengar Allah.
Tak kusangka. Bahkan tak kusadari sama sekali. Sepanjang berada di Marrakesh nama Yusuf bin Tashfin tak ada dalam benak. Hingga senja kemarin, kereta kuda kami melintasi makamnya.

Dan betapa Allah Swt memang lebih dekat dari urat leher…

Rabat, 5 April 2016

 

0 thoughts on “3 #Maroko – Masjid Al Kutubiah & Yusuf bin Tashfin”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *