<!– @page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0.08in } –>
Alhamdulillah, tanggal 19 April 2009 aku diminta mengisi acara kemuslimahan ITS. Acara yang juga diisi oleh ustadzah Yoyoh Yusroh ini bertema bagaimana muslimah menapaki harinya pasca kampus.
Ini ringkasan materi yang kusampaikan di sana :
Kebutuhan manusia dewasa menurut penelitian Levinson (Isaacson, 1985) terdiri dari dua bagian utama :
1. Keluarga
2. Pekerjaan
Keluarga, adalah kebutuhan utama bagi setiap manusia. Lihatlah selebritis yang telah memiliki segalanya di dunia ini : harta, ketenaran, karir cemerlang, fisik sempurna. Toh, Nicole Kidman berusaha mempertahankan pernikahannya dengan Keith Urban. Angelina Jolie rela bersusah payah memboyong 6 anaknya. Diva controversial Madonna pun mengangkat anak demi melengkapi hidupnya. Britney Spears jatuh bangun usai dihempaskan oleh pasangan hidupnya.
Apalagi kita, muslimah. Memiliki suami dan anak-anak adalah impian indah yang diangankan perempuan.
Pekerjaan, bukan sekedar memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Herr & Cramer(Isaacson 1985), pekerjaan punya tiga point penting. Bernilai ekonomis sebab pekerjaan menghasilkan nilai ekonomi berupa uang yang berfungsi untuk membeli barang & jasa. Pekerjaan bernilai sosial mampu meningkatkan status sosial seseorang, sebab mereka yang bekerja dianggap produktif. Lulus kuliah tidak bekerja? Apa kata dunia!
Pekerjaan punya nilai psikologis penting sebab bekerja meningkatkan harga diri & kompetensi. Seorang dewasa –terlebih kepala keluarga atau laki-laki- yang tidak memiliki pekerjaan cenderung depressi sebab merasa dirinya tak memiliki harga lagi.
Samakah pekerjaan dengan karir?
-
Pekerjaan –work, job, employment
-
Karir- occupation, vocation, career
Ada perbedaan mendasar antara pekerjaan dan karir .
Pekerjaan memiliki criteria
-
Work, job, employmet = pekerjaan, mata pencaharian
-
Kata ‘pekerjaan’ merujuk pada produksi barang & jasa
-
Terkadang hanya bersifat sementara waktu
Karir memiliki kriteria
-
Occupation, vocation, career= pekerjaan, keahlian, bakat, panggilan hidup
-
Pekerjaan yang diyakini sebagai panggilan hidup, meresapi alam pikiran dan perasaan seseorang, mewarnai seluruh gaya hidupnya (Winkel, 1991).
-
Butuh perencanaan & persiapan jauh lebih matang
Tahap-tahap Perkembangan Karier
-
Tahap Fantasi : 0 – 11 tahun (masa Sekolah Dasar)
-
Tahap Tentatif : 12 – 18 tahun (masa Sekolah Menengah)
-
Tahap Realistis : 19 – 25 tahun (masa Perguruan Tinggi) Ginzberg, Ginsburg, Axelrad, dan Herma (1951)
Tahap tentatif dibagi menjadi 4 sub tahap, yakni:
(1) sub tahap Minat (Interest);
(2) sub tahap Kapasitas (Capacity);
(3) sub tahap Nilai (Values)
(4) sub tahap Transisi (Transition).
Tahap realistis, 3 tahap:
-
kristalisasi (chystallization)
-
eksplorasi (exploration)
-
spesifikasi/penentuan (specification).
Proses pilihan karier itu terjadi sepanjang hidup manusia, artinya bahwa suatu ketika dimungkinkan orang berubah pikiran. Hal ini berarti bahwa pilihan karier tidaklah terjadi sekali saja dalam hidup manusia.(Ginzberg, 1972)
Perkembangan Karir
‘from the womb to tomb’ (dari kandungan sampai kuburan).
Peluang Karir (indoor)
-
Ibu Rumah Tangga
-
Penulis
-
Desain Grafis
-
Wirausaha : catering, salon, penerbitan & percetakan, konsultan
Peluang karir (outdoor)
-
Pendidikan : trainer, peneliti, guru,dosen
-
Sosial : LSM, volunteer
-
Politik Pemerintahan : anggota legislatif
-
Seni & budaya : pelukis, penulis
-
Ekonomi : konsultan, wirausaha
-
Kesehatan : klinik herba
-
Entertainment : MC, artis, scriptwriter
Apa yang harus dimiliki
-
Mau bekerja keras
-
Kepercayaan diri tinggi
-
Mempunyai Visi kedepan
-
Bisa bekerja dalam Tim
-
Memiliki kepercayaan matang
(Global Job Market)
-
Mampu berpikir analitis
-
Mudah beradaptasi
-
Mampu bekerja dalam tekanan
-
Cakap berbahasa Inggris
-
Mampu mengorganisasi pekerjaan
(Global Job Market)
ikutan baca dulu ya…