Mengapa Artis, Girlband & Boyband Korea Punya Banyak Penggemar?

Mancanegara Oase PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY Remaja. Teenager Tulisan Sinta Yudisia

 

Masa remaja dulu, boyband yang marak di blantika musik adalah New Kids on The Block, Westlife, Boyz to Men dan sejenisnya. Wah ketahuan deh angkatan umur berapa! Ketika punya anak-anak remaja, saya belajar menyukai dunia disekitar mereka. Manga, anime, boyband girlband, film Korea, film Jepang dan segala seluk beluk industri seni negara Ginseng dan negara Matahari Terbit.

Alhasil, saya cukup mengenal boyband seperti Super Junior, Shinee, Wonder Girl, SNSD atau Girls Generation. Yang terbaru pun cukup tahu seperti BTS, Seventeen, G Friend, Red Velvet. Penggemar mereka punya sebutan sendiri : ELF untuk Suju, Carat untuk Seventeen, A.R.M.Y untuk BTS.

Rap monster BTS.jpg
Rap Monster BTS dg IQ 148!

 

Apa yang saya suka dari pekerja seni Korea : mereka all out. Rap monster dari BTS, Hani dari EXID, lalu Song Jong Ki dan Kim Tae Hee adalah beberapa anggota band dan movie star yang bukan hanya menekuni dunia hiburan namun juga sangat cerdas di bidang akademik. Belum lagi, berita tentang kerasnya masa karantina mereka di bawah manajemen terkenal, membuat orang-orang geleng kepala. Aturan makan ketat, tak boleh pacaran, sekian jam berlatih vokal dan olah tubuh. Yoona, salah satu anggota girlband SNSD bukan hanya bertubuh langsing tapi ia juga penyuka olahraga esktrim panjat tebing.

kim tae hee.jpg
Kim Tae Hee : Cantik dan Pintar!

Girl Band yang Keren

Anak-anak SMP dan SMA bahkan mahasiswa sangat menggemari artis dan girband Korea. Mengapa tidak? Apa saja penyebabnya?

  1. Goodlooking. Gadis Korea disebut sebagai salah satu perempuan tercantik dunia karena kulitnya yang putih dan rambutnya yang hitam serta halus.
  2. Stylish. Cewek Korea , apalagi yang tampil di dunia hiburan sangat pandai memadu madankan beragam jenis pakaian. Boleh jadi karena tubuh tinggi, langsing dan kulit putih membuat mereka tidak kesulitan memilih busana.
  3. Childish. Imut, kekanakan, unyu-unyu, menggemaskan. Ih, pokoknya kalau melihat gaya mereka rasanya geregetan. Pingin nyubit pipinya!
  4. Energic dance. Melihat 4, 5, 9 cewek cantik berkumpul sudah membuat mata terpesona. Apalagi olah geraknya yang kompak, energik, dengan tarian-tarian yang ditata oleh koreografer andal. Jadilah tampilan hiburan yang benar-benar menarik dan so entertain!

 

Girlband sebagai Role Model

Begitu kuatnya industri seni dari Korea sehingga masyarakat, utamanya remaja berbondong-bondong ke negeri Ginseng baik ingin berlibur atau sekolah disana. Kata-kata kamsamhamnida, saranghe, oppa, eonni, ajuhsi, menjadi kata yang biasa  diucapkan. Bila generasi 90-an serba kebarat-baratan; generasi 2000an serba ketimur-timuran. Tokoh idola umumnya akan menjadi role model  bagi pengikutnya. Di tiap dekade, di tiap musim, di rentang waktu tertentu selalu ada idola yang jadi trendsetter dunia. Musim baju leher sabrina yang dikenakan Audrey Hepburn, perempuan mengikutinya. Musim rambut pendek ala Demi Moore yang ngehits di film Ghost, perempuan ramai-ramai memangkas rambutnya. Musim poni panjang ala Jennifer Aniston di film Friends , perempuan melakukan hal yang sama. Demam Korea membawa followersnya kepada beberapa tata aturan yang biasa ditemui di masyrakat Korea.

Apa itu?

Gaya makan, gaya bicara, cara bergerak dan berperilaku, hingga gaya hidup.

Di era 50-an ketika body berisi ala Marilyn Monroe mendunia, perempuan tidak terlalu pusing dengan ukuran tubuh. Yang dianggap sexy justru yang tubuhnya cenderung gemuk. Bibir tebal sedikit memble dianggap sensual. 70-an dunia model dikejutkan dengan supermodel Twiggy yang tubuhnya setipis papan. Maka orang kurus berbangga saat bersosialisasi dengan teman-temannya. Hal ini terjadi hingga era 80-an, sampai-sampai, orang dianggap cantik bila berbibir tipis. Ketika itu belum dikenal operasi plastik; maka orang lebih suka merekayasa wajahnya dengan gaya rambut dan tampilan make-up. Di era demam Korea; trendsetter yang diikuti adalah tubuh (amat sangat) ramping, kulut putih dan wajah imut kekanakan. Raut innocent berupa hidung runcing, mata berkelopak, bentuk wajah oval. Mereka yang pesek, berahang persegi, dahi lebar, gigi maju dan bibir memble; silakan minggir.

 

Hyoyeon SNSD dan Yoona SNSD

Maka, dikenal kemudian di jagad gonjang ganjing ini tubuh super ramping yang dapat diperoleh dengan mengikuti diet super ketat : makan timun dan ubi merah. Tak ada ayam goreng Upin Ipin, tak ada mak nyusss nya Bondan, tak ada es krim, tak ada coklat. Kalau diet masih oke-lah. Yang sangat jauh darikultur Indonesia adalah …budaya oplas alias operasi plastik. Ini sudah menjadi rahasia umum, bahwa sebagian besar artis Korea harus melewati bedah plastik untuk mendapatkan wajah yang diidamkan dan mendapatkan penggemar. Jelek sedikit, hujatan akan dituai.  Sangat sedikit artis yang tetap alami seperti Kim Tae He atau Song Hye Kyo. Lee Min Ho yang sudah tampan saja, harus memperbaiki hidungnya agar lebih mancung.

Budaya kerja keras dan kecintaan pada seni bangsanya sendiri adalah hal yang pantas diacungi jempol dari artis Korea. Namun gaya hidup mereka, tampaknya tak cocok dengan budaya bangsa kita. Indonesia mengenal kesantunan, tata krama, tepa selira yang semuanya dilandaskan pada keluhuran budi. Bukan fisik semata. Maka menilai seseorang hanya dari fisiknya saja, sungguh tidak imbang. Sedihnya, banyak generasi muda sekarang meniru girlband dan boyband Korea hanya dari tampilan fisiknya saja. Oplas, ikut oplas. Diet, ikut diet. Berpakaian minim, ikut demikian.

Padahal, remaja Indonesia akan menjadi remaja unggul bila menjunjung nilai budaya sendiri. Mereka makan kimchi, kita makan pecel. Mereka berpakaian mini, kita lebih suka baju batik. Mereka oplas, kita tak malu dengan kulit coklat, hidung tak mancung, pipi chubby dan body berisi. Sebab inilah anugerah Tuhan bagi bangsa Indonesia. Bangsa yang dikenal sebagai bangsa berperilaku luhur, yang megnhargai manusia karena ketinggian ilmu dan budi pekerti. Bukan sekedar tampilan fisik.

 

20 thoughts on “Mengapa Artis, Girlband & Boyband Korea Punya Banyak Penggemar?

  1. Mungkin semua selebriti akan mengalami fase yang sama : di awal-awal kemonceran karirnya, penggemarnya meniru total apa yang ada di dalam diri sang artis. Nanti pada suatu fase tertentu dia sadar, bahwa yang ditiru olehnya bukan hanya karya mereka, tapi juga hal-hal negatif dari pribadi mereka. Di saat itulah, ia akan mengalami fase baru dalam berkarir : ia tak hanya disibukkan oleh kegiatan berkarya, tapi juga akan sibuk mengedukasi para fansnya. Di Indonesia banyak artis-artis yang sudah mengalami fase seperti ini, seprti Slank, Endank Soekamti, dll. Mereka tidak hanya berkarya, tapi juga mengedukasi, bahkan menggerakkan fans-nya untuk berkegiatan positif.

    Lantas bagaimana jika anak-anak kita terlanjur menyukai habis-habisan para artis yang tidak/belum mengedukasi para fansnya, ya tentu keluarga dan sekolah yang juga harus berperan mengedukasi anak-anak kita, tentang apa saja yang pantas ditiru dan yang tidak pantas untuk ditiru. Mengedukasi anak kita tentu jauh lebih mudah daripada meminta artis untuk mengedukasi fansnya. Mengkritik, apalagi mencibir artis pun juga tidak menyelesaikan masalah. Ah, saya jadi ingat pendapatnya Deddy Corbuzier tentang tanggung jawab kreator di tayangan vlog nya. Saya setuju dengan pernyataan-pernyataannya. Lebih jelasnya mungkin bisa disimak di link ini : https://www.youtube.com/watch?v=02E23hKZ-Xc&list=PLe_K9e2LM-ilMEOkpp7jaySDNa9ozxNHb&index=11

  2. Klo saya malah gak suka sama korea-koreaan sampai sekarang. Lebih suka ke jepang karena orang jepang itu punya banyak filsafah dalam hidup. Yg paling ingin saya tiru tentu pekerja kerasnya. 😀

  3. Well write Mbak. Yg hrs kita contoh kerja keras dan totalitasnya. Kebayang kerasnya hidup mereka, salah dikit langsung diprotes sana sini. Kabarnya bisa bikin indeks saham Korea sono anjlok jg (krn perusahan yg menaungi udh masuk bursa)

  4. Saya termasuk penggemar korea mbak, tapi drama saja. Seperti yang mbak sinta tulis, suka karena mereka pandai membuat jalan cerita yang apik dan akting all outnya. Tapi kawatir juga si kalau anak juga ngikut mereka tanpa tahu dibalik cerita semua tampilan yang “hingar-bingar” dan glamour itu.
    Nice writing mbak-e….

  5. Sampai saat ini saya tidak tertarik memgikuti drama Korea. Bukan karena apa-apa, malas aja nonton berseri-seri sampai begadang hihi.
    Nah, dulu saya pengggemar yang berbau Jepang, lebih ke animeenya sih. Saya tunggu nih novel Polaris Fukuokanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *