Media sosial telah mengubah cara kita berinteraksi dengan orang lain. Cara kita berpikir, mempersepsikan sesuatu, merasakan dan berkomunikasi; bahkan bagaimana cara memutuskan suatu masalah.
Beberapa pakar di bidang komunikasi dan psikologi sosial merangkum bahwa :
- PR (public relation) cenderung tidak dibutuhkan lagi. Perusahaan, public figure, CEO, tidak lagi menggunakan PR untuk berkomunikasi kepada publik
- Kehidupan pribadi menjadi lebih go public
- Hubungan public figure dengan fans lebih intens
- Informasi dari sumber berita dapat terdistribusi lebih cepat
Tetapi ada hal aneh yang juga berkembang. Ketika kita sudah begitu dekat dengan public figure (mengenal kesehariannya, tahu anggota keluarganya, ikut bahagia/cemburu ketika ia jatuh cinta); apakah kita merasa sudah menjadi satu ‘family’ dengan dia?
Tidak!
Anehnya, justru ketika public figure melakukan kesalahan yang disengaja atau tidak, kita sebagai netizen cenderung menghujat dan tidak mau memaafkan. Sangat berbeda dengan perasaan kita terhadap anggota keluarga yang lain ya? Misal kita punya adik yang bolak balik melakukan kesalahan, kita akan memaafkannya.
Beberapa penelitian menarik ini layak untuk disimak, bagaimana public figure seharusnya berperilaku saat mereka berbuat kesalahan. Dan kesalahan-kesalahan apa yang justru mereka lakukan. Kita dapat belajar dari kasus Kim Seon Ho, juga kasus kematian Kim Sae Ron yang diduga disebabkan oleh Kim Soo Hyun. Kim Sae Ron melakukan commit suicide karena berbagai tekanan dalam hidup termasuk tekanan finansial & hubungan asmara yang kandas dengan Kim Soo Hyun.
1. Bad apology bingo card
Kata-kata ini harus digunakan berhati-hati, dan tidak boleh overuse. Walaupun bukan berarti meaningless ketika dikeluarkan secara tulus ya
- Saya ayah dari dua orang anak
- Saya hanya perempuan yang khilaf
- Sepasang kekasih bisa berselisih suatu saat
Hal-hal yang tampaknya umum dan dapat digunakan untuk menarik simpati, bisa menjadi bumerang.
2. Parasocial relationship
Saat fans sebetulnya merasa begitu dekat dengan public figure, sejatinya relationship itu hanya satu arah saja. Sehingga, ketika tokoh/artis melakukan kesalahan, fans tetiba menyadari…hubungan ini tidak nyata!
Inilah sebabnya, bagaimanapun tokoh idola meminta maaf, tetap saja fans merasa hal tersebut tidak authentic & genuine sama sekali
3. Formalisasi & being scripted
Publik ternyata tidak menyukai permintaan maaf yang terlalu formal dari seorang tokoh, apalagi yang terasa berdasarkan sebuah script, teks yang telah disusun dengan baik
4. Fans , Sponsor or Stakeholder?
Publik bertanya-tanya saat seorang tokoh melakukan permintaan maaf secara terbuka. Sebetulnya mereka tengah meminta maaf kepada masyarakat luas (dalam hal ini fansnya jika ia seorang idola) ataukah mereka sedang meminta maaf pada para sponsor dan stakeholdernya yang merasa dirugikan investasinya?
5. 1 dari 10
1 dari 10 orang lebih suka untuk melemparkan negative post. Dalam perspektif apapun, pasti ada orang yang pro dan kontra. Jika tokoh menuai keberhasilan, ada sebagian yang menolaknya. Jika tokoh melakukan kesalahan, ada sebagian yang membela atau menghujatnya
6. Public biases
Setiap tokoh memiliki pemuja dan penghujatnya sendiri. Sebaik apapun dia, sejahat apapun dia. Kim Seon Ho dan Kim Soo Hyun pun demikian. Semisal sebagai perempuan ktia bersimpati pada Kim Sae Ron, tetap ada yang membela Soo Hyun dan beranggapan “kok semua salah dia sih?”
Bila sesulit itu meminta maaf kepada publik di zaman sekarang, lantas apakah tak ada cara bagi public figure untuk memperbaiki diri?
Walau netizen sangat skeptis dengan permintaan maaf, ternyata para peneliti mengatakan hal itu sama sekali bukannya tak punya dampak. Berikut hal-hal yang sebaiknya diperhatikan oleh seorang tokoh publik ketika akan meminta maaf.
Pernyataan harus keluar dari lubuk hati terdalam dengan jujur dan tulus. Kenapa? Karena sebagai manusia, informasi yang tepat akan ikut dirasakan kebenarannya. Bersikap sincere sangat dibutuhkan oleh public figure meski tetap saja separo dunia menghujatnya. Sincere berarti bersikap jujur, apa adanya, tidak ada yang ditutup-tutupi atau ada kebohongan terselubung di belakangnya.
Ekspresi wajah orang yang meminta maaf haruslah dipelajari dengan seksama, agar persepsi manusia secara umum dapat terjawab.
Misal, seorang artis mengumumkan sidang perceraian. Walau sebetulnya ia merasa lega, namun persepsi umum yang beranggapan bahwa pernikahan yang retak memunculkan kesedihan, haruslah dipenuhi. Seseorang yang kehilangan orang begitu dekat, wajahnya sebisa mungkin tampak berduka.
Publik membutuhkan standar norma yang disebut sebagai normative perception. Orang senang terlihat tersenyum, orang sedih terlihat menangis, orang marah terlihat tegang, orang kehilangan sosok terkasih terlihat berduka.
Tentu semua dengan tataran proporsional. Menangis, tertawa, serius; dalam persepsi normal pada umumnya. Facial expression pun harus sesuai dengan proporsinya.
Perbedaan Kim Seon Ho dan Kim Soo Hyun
Saat Seon Ho tersandung kasus dahulu, aku menahan diri untuk tidak ikut menghujat. Tentu, masih menunggu perkembangan yang berikut. Saat itu, aku mengunggah di IG pentingnya cover both side — kita harus mendengar dari dua sisi. Syukurlah, Seon Ho melakukan apology with sincerity. Dia segera minta maaf secara gentleman, walau sebagian pun menghujatnya.

Kali ini aku pun menunggu kasus Sae Ron dan Soo Hyun. Dari penjelasan di atas, Soo Hyun melakukan hal yang kurang tepat.
Semisal, facial expression. Persepsi masyarakat umum, lelaki adalah makhluk maskulin yang harus bersikap gentleman. Kalau pun ia menangis, harus dalam takaran pas.
Terkait sincerity, publik pun merasakan hal-hal yang kurang pas. Jika kita pernah sangat dekat dengan seseorang, tentu ingin melayatnya ketika ia wafat. Won Bin yang pernah bermain dalam satu judul film bersama Kim Sae Ron ketika ia kecil, hadir dalam pemakaman tersebut. Apalagi seseorang yang pernah menjalin hubungan cinta, seharusnya ikut berduka dan turut hadir, bukan?
Disarikan dari artikel wawancara dg Karina Scumann (assistance professor of social psychology University of Pittsburg, US); jurnal penelitian Jean Keslo Sandlin & Monica Gracyalni California Lutheran Univ, US
Sumber gambar :
https://www.koreatimes.co.kr/southkorea/society/20250219/actress-kim-sae-ron-laid-to-rest-in-final-farewell
https://www.bbc.com/pidgin/articles/c78j5281q2yo