Namaku dalam Shirahmu

Cinta & Love Oase Psikologi Islam Tulisan Sinta Yudisia

Apa kabarmu, Muhammad?
Dalam dimensi serbacepat ini lama sekali tak bersua, tak saling menyapa
Orang-orang di sekelilingku sibuk menyambangi dirimu tetapi maaf,
Sungguh, aku masih disibukkan ragam urusan

Ahmad, seperti sekitar setahun lalu
Kudengar dirimu dilakonkan dalam kanvas kertas dan pensil serupa kartun
Sempat kudengar tuduhan pedofilia atas dirimu yang memperistri gadis 9 tahun
Selentingan masokis dan sex mania, atas sembilan hingga duabelas istri yang kau punya

Abu Qosim,
Orang-orang yang lebih terdidik membicarakan mantra dan ideologi yang kau bawa
Kata mereka kau sama saja, seperti semua pembaharu yang pernah ada
Sebuah ritual selalu disertai tatacara penyembahan-rapal doa-ranah kekuasaan
Maka kau tak ada bedanya dengan lelaki manapun yang
Konon, membawa perubahan
Bukankah zaman kegelapan selalu diakhiri Renaissance?

Muhammad, Terpuji, begitu asalmuasal nama
Di zamanku tak berlaku lagi
Nama Muhammad dan Ahmad adalah pelaku dosa
Perilaku jauh dari penghormatan, bahkan menuai cibiran
Entah muda karena syahwat, matang karena mahir, atau tua karena keduanya

Ahmed, Mehmet, Mohammed,
Masa lalu pernah berjaya di abad pertengahan
Dalam pertempuran Hattin, pembangunan benteng Saladdin atau kapal –kapal darat Al Fatih
Masa ketika Machiavelli meneguk Muqoddimah Ibnu Khaldun
Masa ketika Eropa tersungkur di bawah para guru ternama : Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, Al Farabi, Al Jabar
Berlalu demikian cepat,
Terkejut bagai bayi tersapih belum pantas usia
Dimensi berbalik, sejarah menikah, dan kami yang berlutut di bawah peradaban yang dulu menyesap saripati dunia Islam

Apakah namamu tak lagi punya makna, Muhammad?
Tak memiliki sihir yang menenggelamkan manusia dalam ketundukan?

Ragu hatiku, mencari dimana sosokmu
Tak ingin kubaca Shiroh Nabawiyah yang serasa menampar-nampar
Zaman itu serasa menipu
Maka kujauhi semua cerita tentangmu, sebab ku tak percaya
Kau masih sesakti dulu

Kuarungi perjalanan buku-buku, mencoba menghapus jejakmu
Yang bagai udara, semakin ditiadakan, semakin terasa ada dan demikian ada
The Prince Machiavelli adalah jelmaan Muqoddimah Ibnu Khaldun?
Dan pepatah Mongolia yang berkata,
”uap kebaikan akan selalu lebih cepat menyebar ke penjuru dunia dibanding kebusukan”
Pepatah yang mereka katakana manakala menyerah setelah membumihanguskan Islam dan namamu tetap berkibar
Penghargaan Mahatma Gandhi atas dirimu sebagai lelaki terbaik yang pernah ada
Bersimpuhnya Leopold Weiss pada agama ini setelah melihat orang-orang Afghanistan memotong kukunya di hari Jumat – mengikuti kebiasaanmu

Dan…
Apakah Karen Armstrong berbohong ketika ia mengatakan
Ahmad, adalah nama “h-m” yang disisipkan di antara nama Ahad?

Kenapa mereka menghormatimu sedemikian rupa?
Kenapa mereka harus menghormatimu disaat Islam terpuruk demikian dalam?

(Tapi Muhammad,
Bisakah kau beritahu, apa arti namamu
Mengapa tiap kali murung , gelisah, marah
Usai Basmallah dan Asmaul Husna
Lalu kusebut namamu dalam shalawat
Maka cadas-cadas hatiku melumer seketika
Dan kurasakan kau memelukku dalam jubah sederhanamu?
Apa aku kehilangan karena tak pernah mencari?)

12 Robbiul Awwal 1434 H

0 thoughts on “Namaku dalam Shirahmu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *