Novel Psikologi : Rinai , Sophia & Pink, Bulan Nararya

Fiksi Sinta Yudisia Karyaku Kepenulisan Kuliah Psikologi WRITING. SHARING. ~RINAI~ Sinta Yudisia

Rinai, Sophia & Pink , Bulan Nararya adalah novel dengan baluran ilmu Psikologi.
Mengapa Psikologi?
Sejak lama, usai membaca karya-karya Tom Clancy, Michael Crichton, Frank Thallis, maupun novel legendaris Agatha Christie dan serial Sherlock Holmes; saya ingin membuat novel yang kuat pondasi ilmiahnya. Bila Tom Clancy detail tentang militer dan seluk beluk taktik spionase-nya, Crichton dengan sci-fi , Thallis dengan Psikologi Klinis yang sangat Psikoanalisa, Agatha Christie dan serial Sherlock Holmes- Sir Conan Arthur Doyle yang jago di detektif; saya ingin menuangkan gagasan-gagasan dalam jalinan kisah fiksi.
Gagasan-gagasan ideologis tentu ada di benak setiap penulis.
Thallis membangkitkan lagi romantisme Psikoanalisa dengan apik. Psikoanalisa, yang mendapatkan tandingan Neo-Freudian, Behavioristik, Humanistik ; menjadi hidup kembali lewat kisah Thallis. Mungkin ia pengagum Freud. Yang pasti, Thallis berhasil menjadikan novel-novelnya sangat Freudian dan ia membawakannya dengan sangat ilmiah, cemerlang, menusuk bagi pecinta novel thriller. Saya yang tidak suka Freud pun menjadi penasaran dengan logika berpikir Psikoanalis Thallis.

Rinai

cover RINAI

Diawali dengan Rinai, yang Alhamdulillah masuk 50 besar novel terbaik Republika (2011/2012?) , bahasan yang saya angkat adalah tentang Intelligensi dan Agresivitas. Rinai diterbitkan oleh penerbit Indiva.
Rinai adalah salah satu novel yang bagi saya istimewa (rasanya, setiap novel karya kita sendiri pasti istimewa  ). Setting Palestina nya membuat saya selalu rindu tanah Anbiya. Memang, ketika Allah SWT memperkenankan saya menginjakkan kaki ke tempat istimewa tersebut, saya ingin mengabadikannya dalam sebuah kisah. Bila kisah perjalanan, mungkin akan cepat menguap. Tapi novel, semoga tetap abadi. Amiin.
Harapan saya, pembaca dapat turut merasakan keindahan Gaza, wangi zaitun dan tin nya, panas gurun Sinai, sulitnya menembus check point dan gerbang Rafah ; tentu saja, semoga mampu menghadirkan betapa heroiknya para pejuang Palestina. Radikal? Hm, rasanya tidak. Saya hanya mengangkat para pembela tanah air, orang-orang yang mengumandangkan Intifadhah, bertahan di jam malam dan selalu optimis dengan ketentuan Tuhan. Dan, bahasan psikologi dapat menjadi bahan informasi.
Agresif kah anak-anak Palestina , karena situasi perang?
Tidak.
Bodohkah anak-anak Palestina karena blokade sehingga ekonomi terhimpit sangat?
Tidak.
Ada situasi-situasi yang menimbulkan anomali.
Seharusnya anak-anak Palestina trauma, agresif, brutal, bodoh dan sederet stigma lainnya akibat kondisi buruk peperangan. Memang, beberapa mengalami trauma, dan kesedihan panjang. Tapi mereka bangkit. Berjuang. Berdiri. Berprestasi. Psikologi mencoba menjelaskan, menemukan jawaban, sekalipun tak menyangkal bahwa dalam kondisi-kondisi tertentu, anomali tetaplah ada.
Apa anomali bangsa Palestina?
Quran.
Inilah jawaban yang meniadakan agresi, menghapus kebodohan, menghilangkan trauma sekalipun rumusnya sudah sangat jelas B= P.E . Bahwa behavior dihasilkan dari person dan environment. Seharusnya secara psikologis Palestina hancur jauh-jauh hari. Kenyataannya, mereka tetp tegak berdiri sampai sekarang.
Intelligensi.
Agresivitas.
Quran, adalah faktor yang sangat mempengaruhi kedua hal tersebut di atas.

Sophia & Pink

Sophia & Pink

Sophia dan Pink adalah kisah remaja SMA.
Mengambil latar Surabaya, novel yang berbeda dengan novel-novel remaja lainnya yang biasa mengambil latar Jakarta. Sophia gadis yang dibesarkan sebagai anak tunggal, dikelilingi nenek yang super lincah dan tante yang cerewet. Bunda Sophia baik hati, sementara ayah Sophia menghilang karena cinta ke lain hati.
Sophia dalam perjalanan mencari cinta.
Ia ingin mencintai dan dicintai laki-laki, karena kehilangan sosok ayah. Sophia mencari pada diri pak Ragil, gurunya. Vandes, sahabatnya. Bito, kawan tunarungunya. Namun pencarian cinta Sophia belum tuntas. Sebab cinta memang menyisakan misteri.
Saat-saat bahagia Sophia bersama teman-teman hebohnya , gadis ini harus menghadapi kenyataan mengejutkan : Bunda divonis kanker payudara. Maka Sophia belajar memahami sakit bunda, bagaimana merawatnya pra dan pasca operasi. Sophia mulai belajar bahwa cinta tak harus berbalas, meski cinta pada ayahnya sendiri.
Dan, pencarian cinta Sophia megnhasilkan sahabat tak terduga: Pink.
Pink cewek cantik yang jadi pujaan sekolah. Tak seorangpun yang tahu, dibalik kecerdasan dan kecantikan Pink, ia gadis yang mengambil peran utama dalam keluarga. Mamanya gila, sendiri di rumah besar Pink juga belajar bagaimana memastikan mama minum obat, memastikan mama tak menyakiti diri sendiri.
Sophia dan Pink, gadis-gadis remaja yang bijak. Cinta pertama kepada siapa harus berlabuh adalah : Ibunda.
Sisi psikologis yang ditampilkan disini adalah kondisi Bito, kawan Sophia yang tunarungu. Tidak semua manusia dilahirkan normal. Beberapa menderita kelainan pendengaran sehingga harus menggunakan alat bantu dengar. Dalam bayangan banyak orang, menjadi orang abnormal + alat bantu = normal. Padahal, butuh waktu banyak bagi Bito untuk menyesuaikan diri dengan hearing aid nya.
Sophia, gadis remaja sibuk yang tak hanya berkutat sebagai ketua kelas, sibuk dengan urusan keluarga juga urusan sahabat-sahabatnya.
Sophia & Pink diterbitkan oleh penerbit DAR!Mizan, 2014.

Bulan Nararya
Bulan-Nararya
Bulan Nararya adalah juara III Tulis Nusantara yang diselenggarakan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2013, diterbitkan oleh Indiva.
Tokoh utamanya seorang perempuan muda bernama Nararya yang kandas dalam membangun mahligai cinta bersama suaminya, Angga. Nararya sama sekali tak menyangka bahwa sahabat baiknya, Moza, menjadi tambatan hati Angga yang berikut.
Di sisi lain, Nararya menghadapi persoalan pelik di Klinik Kesehatan Mental tempatnya mengabdi. Perselisihan pendapat dengan bu Sausan membawa permasalahan pelik sebab Nararya sendiri dalam kondisi tertekan akibat Angga dan Moza. Nararya yang idealis ingin menghentikan pemakaian farmakologi dan mengadopsi satu sistem baru dalam psikologi : Transpersonal.
Tiga pasien Nararya masing-masing Yudhistira, si kecil Sania dan seorang residivis tanpa nama menjadi pelipur lara Nararya. Yudhistira yang berangsur sembuh, menghadapi konflik pula ketika sang istri mengajukan gugatan cerai. Sania yang sejak kecil mengalami penganiayaan fisik oleh keluarganya, akan ditarik paksa oleh ayahnya keluar dari klinik. Si residivis , lelaki tanpa nama yang dijuluki pak Bulan, acapkali menjadi hiburan kalau bukan gangguan.
Dalam konflik yang membuat Nararya mengalami banyak guncangan, seseorang berupaya meneror Nararya di klinik.
Dimulai ketika suatu malam, satu kubangan darah dan cabikan kelopak mawar, menggenang di depan pintu ruang kerja Nararya. Halusinasi? Atau seseorang memang menginginkannya celaka?

************

Intelligensi, agresivitas, hearing impairment, skizofrenia, transpersonal, adalah ranah psikologi yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian memaknai dengan salah, menyikapi dengan salah, sebagian bijak dalam bersikap.
Psikologi, bagai dua sisi kegunaan pisau. Satu sisi merupakan pisau ilmiah yang mampu mejelaskan, memprediksi, mengontrol perilaku manusia dalam kapasitasnya sebagai makhluk individu atau makhluk sosial. Disisi lain masih merupakan ilmu yang beririsan dengan hubungan transendental, supranatural bahkan mungkin superstitious terutama bila berhadapan dengan penyandang skizofrenia atau anak indigo.
Apakah halusinasi murni kerusakan neurotransmitter sehingga orang salah menginterpretasi stimulus suara atau bayangan?
Ataukah halusinasi sesungguhnya kemampuan di luar nalar bahwa manusia mampu melihat dan merasakan sesuatu diluar hal yang nyata?
Apakah intelligensi dapat berubah? Apakah intelligensi dipengarui genetik, nutrisi dan lingkungan?
Pertanyaan-pertanyaan yang hingga kini masih terus seru diperdebatkan, ditelaah dan diupayakan jalan keluarnya. Tulisan fiktif, akan membawa nuansa baru yang lebih cair dan ringan, untuk membawa situasi ilmiah ke tengah masyarakat dalam bahasa yang lebih mudah dipahami, lebih legit untuk dinikmati, meninggalkan jejak kesan yang lebih mendalam.

12 thoughts on “Novel Psikologi : Rinai , Sophia & Pink, Bulan Nararya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *