Orang Tua Tumbuh Lebih Baik : Anime Mirai no Mirai

Ngakak. Ketawa seru. Tapi juga ada haru.
Satu lagi film anime yang mencuri hatiku. Sudah lama pingin nonton film ini tapi gak sempat-sempat, barulah sekitar sepekan lalu sempat nonton dan baru sekarang sempat pula buat reviewnya.

👶👧👩‍🦳👨‍🦳

Film ini buat anak-anak atau orangtua, sih?
Jawabku : segala umur.
Kenapa?
Bisa ditonton anak TK karena animasinya imajinatif dan ala-ala anak-anak banget. Adegan Kun bertemu si “pangeran” , Mirai dari masa depan dan naik kereta menuju Pulau Penyendiri; ini tema yang imajinatif banget karena cuma anak-anak yang punya imajinasi tak terbendung macam itu.
Bisa ditonton orangtua, sebab diskusi yang terbangun antara suami istri benar-benar menarik. Bagaimana sepasang suami istri , orangtua Kun, belajar menjadi ayah dan ibu dari 2 orang anak. Belajar bagaimana berkomunikasi sebagai suami istri.

🎥📹Review singkatnya :
Kun, seorang bocah 2-3 tahun sangat suka mengkoleksi kereta-keretaan. Di suatu hari yang indah, ia dan neneknya sedang beberes mainan. Nenek berkata bahwa hari itu mereka akan punya tamu/ teman baru. Kun sangat menanti-nantinya.
Papa mama pergi sekitar seminggu.
Dan pulang dengan membawa hadiah baru : seorang bayi cantik, imut , berpipi ranum.
Kun senang banget dengan kehadiran si imut.
“Kamu mau kasih nama siapa?” tanya si papa.
“Nozomi,” kata Kun, mengingatkanku pada salah satu tokoh penting dalam novel Polaris Fukuoka & Sirius Seoul hahahah.
“Nama lain?”
“Tsubame,” Kun menyebutkan nama kereta.

😤🤣😡😂

Di sinilah.
Adegan-adegan lucu yang buat perut ngakak. Kita sebagai pemirsa dibawa kelucuan, kegemparan, kehebohan dan ledakan-ledakan perasaan Kun terhadap Mirai. Di sisi lain kita mengerti perasaan yang dialami si papa, terutama si mama (gue banget!) ketika mendapati Kun berulah terhadap Mirai.
“Kuuuun! Bisa nggak kamu bersikap baik sama adikmuuu???!” teriak mama kesal, jengkel setengah mati karena Mirai menangis meraung-raung.
“Dekinaaaai!” teriak Kun. “Nggak bisaaaa!”
“Bisa nggak kamu baik sama adik kamu???”
“De-ki-naiiiii!!!” teriak Kun sambal menangis dan meraung.
Tapi kita tahu, Kun bukan anak nakal.
Mama yang nggak ngerti jalan pikiran Kun!
Kun suka kereta api. Ia mengkoleksi bermacam jenis kereta api.
Karena sayang dan ingin menghibur Mirai baby imut (yang baru berusia beberapa hari), Kun bercerita tentang kereta api-kereta apinya. Mama sedang beraktivitas membereskan rumah. Hhhh, tahu sendiri kan, gimana kalau lagi punya baby? Saat baby tidur, seorang ibu harus marathon : masak, nyuci, jemur, nyeterika. Kadang belum selesai masak, si baby udah nangis. Bahkan seringkali buat sesuap makanan, ibu harus curi-curi waktu.
Lha ini. Mirai lagi bobo cantik.
Kun mendekati Mirai, menyayanginya, berada di sampingnya dan bercerita tentang kereta. Begitu ekspresifnya si Kun, dia mengelilingi Mirai yang tidur di box dengan…semua mainan keretanya! Alhasil Mirai kesempitan dan terganggu dengan tumpukan kereta yang ada di sekeliling tubuhnya yang mungil.
Nangislah Mirai.
Dan adegan itu,

😤😡😠

“Bisa nggak kamu baik sama adikmuuu???”
Kita akan ngerti kenapa Kun bilang, “nggak bisaaaaa! Dekinaaaai!!”
Mama menyangka Kun nakal.
Kun ingin bilang sebetulnya : “aku nggak bisa baik kepada Mirai seperti yang Mama harapkan karena Mirai itu lucu, nggemasin bangettt!”
Tapi mana bisa anak 2-3 tahun bilang itu? Ia belum bisa berkomunikasi menggunakan bahasa lengkap seperti orang dewasa.
Dan , kita akan diajak pada sebuah dunia lain.
Dunia lewat kacamata Kun : bahwa seorang kakak yang dipaksa dewasa, besar dan harus mengerti semua ; bisa menjadi sangat kesepian dan marah karena orang-orang tidak ada yang mengerti dirinya. Kakek, nenek, papa, mama, teman-teman papa mama; semua memuji Mirai. Kun pun sayang sekali dengan Mirai, tapi tiap kali ia ingin menyayangi Mirai, hasilnya adalah teriakan Mama.
“Bisa nggak kamu baik sama adik kamuuu???!”

😂🤣

Huhuhu.
Aku ikut sedih dengan gelombang perasaan Kun.
Rasa cintanya diabaikan. Rasa cemburunya diabaikan. Kehadirannya diabaikan. Keinginannya untuk bertanggung jawab diabaikan. Akhirnya, ia jadi marah dan benci pada Mirai. Kun nggak suka Mirai .
Inikan yang namanya “sibling rivalry”?
Kakak adik memiliki perseteruan hebat, kecemburuan dahsyat satu sama lain lantaran orangtuanya yang nggak bisa mendamaikan dan justru memperuncing masalah! Tapi film ini mengajarkan anak-anak (khususnya anak pertama) untuk mencintai adik-adik mereka. Sekaligus mengajari orangtua gimana cara menjadi orangtua yang lebih bijak ketika satu demi satu anak lahir dari rahim si ibu.

▶️Si mama harus kembali bekerja di bulan Maret. Papa kebetulan seorang arsitek yang bekerja di rumah, jadi papa bisa menjaga Kun dan Mirai.
Mama mengeluh kepada nenek ,”aku ingin tetap bekerja. Tapi aku ingin bisa mengasuh anak-anakku dengan baik, menjadi ibu yang baik bagi mereka. Apakah mungkin?”
Diskusi antara mama dan nenek benar-benar mencerahkan.
Hal lucu lainnya, saat si papa mencoba mengurusi Kun dan Mirai, ketika mama sudah kembali bekerja.
Hahahaha. Konyol bangetttt. Dan emang bapak-bapak seperti itu!
Hiks, adegan penutupnya membuatnya terharu. Ketika pada akhirnya Kun kecil dan Mirai baby yang mulai merangkak, akhirnya bisa bersahabat. Keluarga itu akan berangkat piknik. Luarbiasa heboh saat packaging. Dan adegan papa mama yang bercakap-cakap saat packaging itu sangat menyentuh. Kurang lebih demikian percakapan mereka.

👱‍♂️👱‍♀️“Kamu dulu pencemas, suka khawatir, penakut!” kata si papa.
“Kamu juga gak bisa ngurusin rumah. Tapi kalau di hadapan emak-emak suka tampil seolah kamu papa yang hebat,” kata mama.
“Apa aku sudah lebih baik sekarang?” tanya papa.
“Apa aku sudah jadi ibu yang lebih baik?” tanya mama.
“Ya lumayan,” kata papa.
Mereka tertawa.
“Ternyata,” kata mama, “kita sekarang jadi orang yang lebih baik karena anak-anak kita.”
Aku terharu.
Betul-betul terharu dengan kalimat si mama.
Sampai kupeluk anak sulungku yang saat itu menemaniku nonton. Dialah yang ngejar-ngejar aku buat nonton film ini: ayo, Mi! Kapan, Mi! Ummi harus nonton! Film ini keren banget , Mi!

💓Dan aku meresapi betul kata-kata di mama di akhir cerita.
Kita menjadi lebih baik saat ini karena hadirnya anak-anak kita.
Terimakasih Kun-chan. Terimakasih pada para anak pertama atau anak sulung yang seringkali ekspresi cinta dan tanggung jawabnya disalah artikan oleh orangtua.
Terimakasih Mirai-chan. Terimakasih kepada para adik-adik yang berusaha untuk menjembatani konflik yang terjadi antara anak sulung dengan orangtua.

✍️✍️Mirai no Mirai adalah film yang recommended banget. Banget. Bangeeed.
Cocok buat yang lagi cemas karena film ini bikin ketawa, ngakak, heboh , mengocok perut. Tapi tetap menyentuh dengan adegan-adegan romansa keluarga yang akan membuat kita lebih menghargai perjuangan anak-anak dan pasangan.
Maaf kalau spoiler yaaa.
Tapi gak rugi nonton ini.
Aku malah mau nonton lagi nih!

🌿🌱💞🐣

#filmanak #filmkeluarga #filmlucu #reviewfilm #filmbagus #anime #filmjepang #review #film #goodmovie #lucu #funnymovie

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *