Inspired by true story.
Akhirnya novel ini terbit juga. Setelah melalui perjuangan panjang seorang penulis. Apa sih perjuangan panjang penulis?
- Menyelesaikan novel : mulai menggali ide, membuat outline, mengembangkan cerita, menentukan prolog-ending-konflik-tokoh dsb
- Menentukan penerbit (akhirnya diterbitkan Mizan, lini Pastelbooks)
- Berkolaborasi dengan editor dan tim
- Menentukan cover
- Merancang promosi seperti bedah buku dll
Nah…panjang kan?
Begitulah sebuah buku. Melalui proses panjang dan bahkan setelah terbitnya, tetap harus dirawat keberadaannya. Ibarat anak, tidak hanya dilahirkan tapi harus dirawat dan dibesarkan. Sebab jangan sampai sebuah produk yang mati-matian dihasilkan setelah melewati serangkaian pajang; harus terbit segera dan menghilang seketika.
Reem
Reem adalah nama seorang gadis yang luarbiasa.
Ia gadis cantik, berdarah asli Palestina. Sungguh, ternyata dalam dirinya mengalir darah Indonesia. Ayahnya asli Palestina, Gaza sementara ibunya berasal dari Kalimantan. Takdir Allah Swt mempertemukan kedua orangtua Reem dan mereka menikah; lalu memiliki putri tunggal bernama Reem. Baik ayah dan ibu Reem, keduanya berprofesi sebagai dokter.
Kisah dalam novel Reem tidak 100% nyata, sebab sebagiannya adalah fiktif.
Namun sosok Reem benarlah ada.
Ia seorang gadis yang sangat cantik, pernah masuk majalah Perancis untuk memperagakan beberapa busana muslim. Reem menolak tour ke Eropa sebab ingin konsentrasi di studinya. Ia hafal Quran sejak usia 11 tahun. Menekuni sasrta, sejarah dan berharap bisa menjadi seorang mufassir.
Reem, sosok gadis tangguh lapang dada.
Ia ingin terus mengabdi di kamp pengungsian namun Allah Swt menentukan lain. Tanpa diduga Reem berada dalam kanker stadium lanjut. Dengan hafalan Quran, sakit yang diderita, kemampuan sastra dan keahliannya melukis; Reem terus berkiprah hingga Allah Swt menentukan garis akhirnya.
Adaptasi Novel
Cinta menjadi bagian penting dari sebuah cerita. Sebab cinta erat kaitannya dengan emosi manusia. Munculnya tokoh-tokoh fiktif dalam cerita ini untuk memberikan gambaran kepada pembaca, tentang lika liku kehidupan Reem. Kasim yang jatuh cinta padanya saat berorasi di depan gedung parlemen Rabat. Alya dan Ilham yang konyol, kocak, senang bertikai dan ramai kalau bertengkar; berada di sekeliling Kasim. Dokter Salim Aziz yang menangani sakitnya Reem, juga turut jatuh hati pada gadis penghafal Quran yang berbudi mulia ini.
Fez, Rabat : Rue Sukarno, Lorong rahasia
Setting Maroko mendominasi.
Kota-kota indah seperti Rabat, Fez, Marrakesh menjadi bagian di dalamnya.
Meski ada jalinan kisah rahasia antara Kasim dan Reem, keduanya tetap menjaga batas-batas.
Saya suka menyisipkan filosofi dalam setiap novel yang saya tulis.
Salah satu jimat terkenal Maroko, yang sebagian besar dihuni suku Bar bar dan Amazigh, dikenal sebagai hamsa hand. Hamsa hand berbentuk telapak tangan dengan lima jari. Apa makna hamsa hand? Baca sendiri di novel Reem ya…
Mana pula tempat di Maroko yang mengesankan?
Banyak.
Tetapi yang suka petualangan dan misteri akan menyukai lorong-lorong rahasia kota Fez. Yang suka festival akan menyukai Chez Ali dengan pertunjukan heroik para pangeran berkuda yang berlomba menyelamatkan seorang putri.
Tempat favorit saya yang harus muncul di novel Reem?
Sebuah jalan bernama Rue Sukarno. Betapa negarawan bangsa ini begitu dihormati di mata dunia.
Bagian Mengesankan dari Novel Reem
Puisi.
Reem sangat menyukai puisi.
Maka dalam novel ini bertebaran puisi-puisi baik karya Reem sendiri, karya saya, maupun karya penyair Palestina Iqbal Tamimi dan Mahmud Darwish. Puisi tentang cinta, penghambaan pada Robb, hingga keberanian setiap warga Palestina dalam mempertahankan tanah airnya. Bila tak mampu mempertahankan negara; maka kecintaan tiada henti pada tanah air, menggalang donasi, memperkenalkan budaya Palestina, berkiprah di kamp pengungsian dan mengajar anak-anak yatim piatu korban perang adalah sedikit hal yang dapat dilakukan. Dan Reem, melakukan itu.
Silakan menikmati 🙂
Novel ini diadaptasi dari skenario film karya Beni Setiawan.
Bikin penasaran!
Tunggu ya…
Reem…banyak sih cewek arab bernama reem. Reem banna penyanyi reem abdullah aktris.
Eh, iyakah? Baru tahu
Iya mbak sinta. Btw hebat deh udah bikin novel ttg palestina
Alhamdulillah….semangatnya didapat dari teman2 FLP yang warbiayasah…
Sukaa.. insyaallah beli Reem.. putri sy (13th) bisa menemukan sosok impiannya. Dia ingin jadi psikolog dan penulis. Beberapa KKPK nya sudah diterbitkan. Salam kenal yaa.. mohon doanya bisa seperti mb sinta.
Saya sudah membaca Reem Mba Sinta. Sungguh saya sangat menikmati halaman demi halaman. Isinya bernas. Banyak hal baru yang saya dapatkan di balik lembaran halamannya, sungguh. Dan endingnya membuat saya Surprise, ga nyangka akan begitu akhirnya.
Sekarang lagi baca Fukuoka Polaris. Dan dua lagi masih disimpan di lemari. Bacaan sarat isi menemani setiap perjalanan pulang dan pergi ngantor, kalau di rumah ga sempat. Teruslah menulis mba, menebar manfaat dan inspirasi pada banyak orang. Salam kenal ya. Saya baru belajar menulis, di usia yang sudah ga muda lagi 🙂