Menonton documentary Tinder Swindler, komentar pun terbelah. Apalagi kisah ini nyata banget di dunia per-datingan yang dibantu lebih mudah dengan aplikasi.
Banyak yang mencela Cecille, Pernilla dan Ayleen. Juga korban-korban yang lain.
“Lha, emang cewek cuma mau enaknya? Maunya dapat duitnya, dapat kayanya, dapat gantengnya? Giliran cowoknya susah dan butuh bantuan, nah lo!”
Walaupun dalam kisah Tinder Swindler, Simon Leviev (Shimon Hayut) dianggap sebagai pelaku fraud yang akhirnya dipenjarakan, yang ngebela Simon pun banyak.
Tuduhan-tuduhan terhadap cewek-cewek hedon macam Cecille mengalir.
“Kalau cewek macam lu gak gampang silau sama tajirnya cowok, ya gak bakal ketipu!”
Yang membela Cecille, Pernilla, Ayleen pun punya persepsi sendiri.
“Mereka adalah victim. Kok gak boleh bicara? Kok malah dihujat?
Yang akhirnya harus menghadapi bank-bank dan kreditur, dikejar-kejar penagih hutang adalah para cewek-cewek itu. Cecille harus berhadapan dengan 9 kreditur. Sampai-sampai saat ini, Cecille, Pernilla dan Ayleen galang dana karena mereka terlibat hutang yang sedemikian gedenya karena tipuan Simon. Simon? Sekarang udah bebas lho, memamerkan lagi pacar dan kekayaannya yang entah didapat dari mana.
The Tinder Swindler, adalah fenomena yang sebetulnya sudah lama terjadi di dunia percintaan. Cewek yang cepat tersentuh rasa emosionalnya, berhadapan dengan cowok yang porsi rasionalnya jauh lebih besar. Ketika cewek diliputi rasa cinta, kasihan, gak tega, ingin membantu; cowok bisa berpikir sebaliknya.
Seorang cowok -kalau nggak punya cinta di hatinya- lebih mengutamakan untung rugi ketika berhubungan dengan cewek. Bukan rahasia lagi, di era modern ini; banyak pula cowok-cowok yang kehidupannya dibiayai pacar ceweknya.
Ada diskusi menarik antara saya dengan beberapa orang, baik klien atau konselor yang cukup pantas direnungkan.
➖➖➖
🔻KORBAN SEKARANG SPEAK UP. KOK BARU SEKARANG? UDAH RUGI? DULUNYA UNTUNG?
Bisa jadi demikian.
Karena sekarang sudah rugi, jadi tertekan dan ingin bicara. “Lha, dulu kemana aja, Neng?” Ada orang-orang yang beranggapan, cewek sekarang juga pinter memutar balik keadaan. Oke, ini ada benarnya.
Tapi, banyak sekali perempuan yang tertipu karena si lelaki memang mahir sekali memanipulasi keadaan. Bukan berarti perempuan gak ada yang pinter manipulasi, ya. Ada juga. Dalam kasus-kasus seperti TS, perempuan butuh keberanian cukup untuk berani bicara. Misal, bayangkan seorang cewek yang bolak balik dipaksa melayani cowoknya, diancam, diterror. Kalau cewek itu imannya kuat, keluarganya kuat, lingkungannya bagus; dia pasti sejak awal berani nolak. Tapi kalau ceweknya rapuh? Gak punya siapa-siapa dan perjalanan keimanannya pun masih butuh dikuatkan, dia akan terjebak dalam dekapan cowok yang pandai merayu. Dia butuh mengumpulkan keberanian untuk mulai bicara.
Cecille dkk diancam dan diterror oleh Simon. Simon ini gak bergerak sendiri ya. Dia punya bodyguard banyak dan rekan bisnis banyak (ingat, dia horang kaya! Atau setidaknya, berpura-pura jadi orang kaya dan punya tim kuat yang ngedukung itu)
➖➖➖
🔻KORBAN JADI TERTUDUH
Ini yang paling menakutkan.
Cowok-cowok macam Simon, bisa memutar balik keadaan. Akun tinder Simon Leviev sudah dihapus, sekarang ia aktif di IG. Konon kabarnya ia melakukan pembelaan dan balik menuduh Cecille dkk mencemarkan nama baiknya. Bisa jadi, suatu saat cewek2 itu yang malah akan kena delik hukum. Mereka lagi lemah finansial, sementara Simon lagi banyak dapat dukungan dana. Terutama dari cewek-cewek yang jatuh hati padanya.
Saya bukan ahli hukum. Tapi nonton TS, jadi sedikit paham bahwa banyak kasus, korban akhirnya menjadi pihak yang dianggap mencemarkan nama baik karena lemahnya bukti.
➖➖➖
🔻KORBAN HARUS GIMANA?
🟡Pertama, menyimpan dan mengumpulkan bukti dengan baik. Semua chat, foto, voice note, video, dll jangan dihapus. Apalagi jika ada konflik dan sedang perang besar, cewek biasanya suka menghapus semua history chat. Cecillie dkk bisa membuktikan karena mereka masih lengkap menyimpan data (walau ada pula tuduhan, itu bisa direkayasa)
🟣Kedua, cari orang untuk menguatkan. Cecille mengontak orangtuanya. Ibunya selalu menguatkan dia. Keluarga, sahabat, dapat menjadi penguat di saat kritis. Cecille bahkan beberapa kali ingin melukai diri dan menghilangkan nyawa.
🔵Ketiga, niat baik. Terlepas segala kekurangan Cecille, Pernilla, Ayleen; mereka mengatakan bahwa walau airmata mengalir demi melihat banjir hujatan comment, mereka bilang bahwa mereka ingin setidaknya 1 perempuan saja terlepas dari cengkaraman lelaki seperti Simon. Terbukti, beberapa korban selain mereka mulai speak up. Dapat dibayangkan seperti apa gentarnya hati perempuan ketika akan berbicara.
🟢Keempat, hubungi pihak-pihak yang terlibat dan bicarakan dengan terbuka. Salut juga dengan Amex (American express) yang membantu Cecille dkk untuk dapat menemukan solusi. Walaupun cewek2 itu tetap dibebani hutang dan harus dibayar, Amex membuka kesempatan diskusi. Semula, Cecille dkk sempat berbohong ttg penggunaan uang2 tsb. Lalu, mereka mulai berpikir harus bicara jujur walau malu dan dianggap bodoh.
➖➖➖
Pendapat anda bagaimana?
Kalau ada pro kontra, silakan diskusi dengan bahasa yang santun ya.
Mm, yang pasti, sebagai sesama perempuan, merasa sangat jengkel jika laki-laki manipulatif msh ada saja yang membela.
Bisa dibilang, perempuan kalo lagi jatuh cinta suka bodoh sih, tp bisa apa kan sbg perempuan..kdgkala ketika kita suka dg seseorang dan orang tsb membalas perasaan, maka yg ada adalah bahagia. Siapa yg bs mengira bhw kebahagiaan yg ada hanyalah tipuan laki² manipulatif..
Ceecile dan perempuan lain yg menjadi korban ini, mrk sdh melakukan hal benar dg speak up,,
Betul, Mbak. Yang terpenting adalah berani speak up, walau apapun komentar orang ya