Aku Pernah Merasakan Keajaiban Surat Al Kahfi💔

Artikel/Opini Cinta & Love Hikmah Karyaku My family Oase Perjalanan Menulis PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY Quran kami Referensi Fiksi Renungan Hidup dan Kematian Topik Penting Tulisan Sinta Yudisia WRITING. SHARING.

Pernahkah dikhianati oleh sahabat sendiri?
Ditipu hingga belasan bahkan puluhan juta?
Aku pernah merasakannya. Salah seorang yang kuanggap teman baikku, sahabatku, ternyata menipu sebuah institusi hingga puluhan juta rupiah padahal aku yang memperkenalkan teman baikku pada institusi tersebut. Sudah kulacak bukan hanya lewat whatsapp bahkan kudatangi hingga ke apartemennya di Jakarta. Tapi ia lenyap menghilang begitu saja. Ternyata bukan hanya menipuku, ia juga menipu banyak sekali teman-temanku yang lain.

💔😭
Terus terang, aku tak sampai hati mencaci-maki dan mendoakan yang jelek-jelek, mengingat ia single parent sejak lama. Aku masih berprasangka baik bahwa ia terjebak hutang piutang dan masalah besar sehingga harus menipu sana sini. Meski dari beberapa temanku sudah keluar kata-kata sumpah serapah dan mendoakan ia sejelek-jeleknya, aku hanya bisa berharap suatu saat ia sadar dan mengembalikan semua uang yang dilarikannya. Ia sudah membuat derita banyak orang, tentulah hidupnya sekarang juga sangat menderita; gak usahlah ditambahi lagi dengan doa yang jelek untuknya. Aku tak pernah percaya ada orang yang bisa hidup bahagia di atas derita orang lain! Mungkin ia bahagia dan tertawa, tapi yakinlah hanya sebentar saja.

🧐🧐
Kita pasti pernah mengukur diri sendiri, bukan?
Kalau telat bayar infaq apalagi zakat; ada saja musibah menimpa. Aku pernah menunda-nunda infaq; sepeda motorku bocorlah. Rusaklah. Pompa air meledak. Anak sakit. Pokoknya, keluar uang lebih banyak. Ketika kurenungkan; sayang-sayang uang buat infaq akhirnya malah keluar banyak.
Persepsiku, bakhil infaq saja sudah diperingatkan olehNya. Apalagi memakan uang orang lain , terlebih uang institusi ZISWAF, tentulah merasakan banyak peringatan dari Allah Swt.
Hari-hari awal aku sadar kalau ditipu, rasanya dunia runtuh.
“Masa’ sih? Dia kan sering main ke rumah? Dia kan pernah nginap di rumah? Kami dekat, sering ngobrol. Apa kebutuhannya, kita bantu.”

🏴‍☠️🏴‍☠️
Tidak percaya bahwa seorang sahabat baik bisa menipu sedemikian rupa!
Kalau dibilang nangis, sudah lewat. Marah, ngamuk; sudah nggak bisa dilakukan. Saking getirnya hanya bisa mengucap istighfar. Semoga aku sekeluarga dapat ganti rizqi lebih baik, semoga Lembaga ZISWAF yang ditipunya semakin banyak donatur, dan semoga ia sekeluarga diluruskan kembali oleh Allah Swt.

💗💕🕌🕋
Saat-saat sedih itulah, aku memperbanyak sholat sunnah dan baca Quran. Entah mengapa salah satu surat favoritku adalah al Kahfi. Suatu saat, saking sedihnya aku tertidur. Dalam mimpi, aku melihat ibuku memakai mukena, memelukku dari belakang.
“Al Kahfi,” bisiknya di telingaku.


Aku terbangun.
Terheran.
Bukankah aku sering baca al Kahfi? Bukankah aku senang dengan surat al Kahfi? Meski tak dibilang sangat menguasai tafsirnya; aku tahu isi surat al Kahfi tentang pemuda Kahfi, kisah Nabi Musa as dan Nabi Khidir, juga kisah Dzulkarnain beserta Yajuj Majuj.

💤💤
Kenapa aku mimpi ibuku, mengenakan mukena, memelukku dan berbisik al Kahfi? Aku mengikuti makna mimpiku, sebab kata Ibnu Khaldun, mimpi yang teringat terus saat bangun tidur tanpa susah payah diingat merupakan ilham Tuhan. Aku membaca al Kahfi berikut artinya. Aku lupa, entah saat itu Jumat atau tidak.

1️⃣8️⃣ : 8️⃣8️⃣
Kubaca satu demi satu artinya, hingga sampai ke ayat yang ke- 88

وَاَمَّا مَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهٗ جَزَاۤءً ۨالْحُسْنٰىۚ وَسَنَقُوْلُ لَهٗ مِنْ اَمْرِنَا يُسْرًا ۗ
wa ammā man āmana wa ‘amila ṣāliḥan fa lahụ jazā`anil-ḥusnā, wa sanaqụlu lahụ min amrinā yusrā
Adapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia mendapat (pahala) yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami sampaikan kepadanya perintah kami yang mudah-mudah.” ( 18 : 88)
Entah mengapa mataku dan hatiku terpaku pada ayat ini. Kucari-cari tafsirnya, yang kuingat adalah, bahwa setiap berbuat kebaikan kita akan mendapat balasan. Dan kita bisa meminta balasan pada Allah Swt sebesar kebaikan yang kita pernah lakukan.

Aku berdoa pada Allah, seolah pamrih dengan kebaikan yang pernah kulakukan meski sedikit. Aku tahu, kebaikanku, amalku, pahalaku jauh dari layak. Untuk membayar nikmatNya saja tak akan pernah mampu kulakukan. Tetapi, entah mengapa saat itu aku ingin menagih padaNya. Mungkin, menagih hiburan atas kejadian buruk.

Setelah kejadian itu, betapa banyaknya nikmat Allah Swt yang dicurahkan kepadaku. Banyak sekali nikmat-nikmat rahasia yang tak dapat kuperinci satu persatu. Mulai dari novel-novelku yang alhamdulillah lancar terbit, lolos di SFAC (Seoul Foundation for Arts and Culture) dll.

Ohya, karena demikian terkesan oleh surat al Kahfi, secara special surat ini kucantumkan di salam novel 💗Reem💗 yang diterbitkan Pastelbooks, lini Mizan di tahun 2017. Sudah baca, belum? 😊

( renungan di masa pandemi corona virus / covid 19)

1 thought on “Aku Pernah Merasakan Keajaiban Surat Al Kahfi💔

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *