2007, pertama kami kami sekeluarga terlempar ke satu kota di wilayah Jawa Timur, Surabaya. Sama sekali tak pernah kubayangkan aku kembali harus merantau mengikuti suami yang setia pada Negara di KPP – Kantor Pelayanan Pajak. Setelah Medan, Jakarta, Yogya, Tegal yang demikian nyaman; penuh pertanyaan di benak aku bertanya : seperti apakah Surabaya?
Setahun sesudah kepindahan, seorang teman menawariku kuliah kembali.
Tentang perjalanan keilmuan, bagai seorang awak kapal yang senantiasa mengikuti keman arah angin berlayar. SMA, aku ingin sekali masuk ITB karena begitu tergila-gila dengan outerspace. Dengan meninggalnya ayah, cita-cita itu harus beralih. Aku harus ambil jalan pintas, kalau mau membantu Mamah. Alhamdulillah, aku diterima di STAN dan IESP – Ilmu Ekonomi & Studi Pembangunan UGM.
STAN, mungkin bukan impianku. Meski IP baik – selalu di atas 3 – aku merasa ini bukan duniaku. Aku menjelajahi lagi dunia keilmuan – ambil MIPA univ .Terbuka dan Ma’had al Ishlah. Semua tak terselesaikan ketika kemudian aku menikah dan satu persatu anak lahir. Aku merasa lebih baik mendampingi suami kuliah Ajun Khusus dan meneruskan D IV.
Bahkan sebelum menjadi penulis, aku adalah orang yang suka membaca.
Apalagi ketika menulis menjadi pilihan hidupku, sungguh, kehidupan para ulama yang senantiasa belajar dan mengajar kerap menghantui. Maka, seorang teman di Surabaya –Vina namanya- menawariku kuliah di kampus tak jauh dari rumah. UNTAG atau Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya. Rasanya hati melonjak gembira.
”Aku kuliah sastra ya, Mas?” pintaku pada suami.
Suamiku sepertinya keberatan.
“Psikologi aja , Mi. Bermanfaat untuk anak-anak.”
PSIKOLOGI, belajar apa?
Saat mengisi blanko pendaftaran, aku bahkan tak tahu Psikologi itu apa selain bahwa jurusan inilah yang diridhoi suamiku! Meski demikian aku tetap mencoba berpikir positif, siapa tahu nanti bisa kuliah sastra juga:-D.
Semester pertama, seperti mengingat kembali masa-masa awal di bangku STAN – Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Jurangmangu – Jakarta (sebetulnya masuk wilayah Tangerang, tapi lebih dekat ke Jakarta). Bahasa Indonesia, Agama, Bahasa Inggris, ISBD. Sengaja aku tak menggunakan transkrip nilai di STAN, lebih baik mengawali semua betul-betul dari awal agar api keilmuan yang memercik , menyala lebih sempurna.
Selain MKDU – Mata Kuliah Dasar Umum, semester I mulai diperkenalkan dengan Psikologi Umum dan Filsafat – Ibu yang melahirkan ranah psikologi. Semester demi semester berikutnya, aku semakin bergairah. Apa yang selama ini menjadi pertanyaan : apa yang dipelajari dari manusia? – sedikit demi sedikit terjawab sudah. Bagi rekan-rekan yang penasaran dengan Psikologi, silakan simak mata kuliah kami berikut sedikit penjelasannya :
Semester I : Agama, Bahasa Indonesia, ISBD, Bahasa Inggris, Filsafat Umum, Antropobiologi, Sosiologi, Psikologi Umum I, Statistik I
Semester II : Pendidikan Kewarganegaraan, Filsafat Manusia, Antropologi, Psikologi Umum II, Statistik II, Psikologi Faal I, Psikologi Perkembangan I, Psikologi Sosial I, Psiologi Kepribadian I
Semester III : Kode Etik Psikologi, Filsafat Ilmu & Logika, Psikologi Faal II, Psikologi Perkembangan II, Psi. Sosial II, Psi. Kepribadian II,, Psi. Pendidikan, Psi. Industri & Organisasi, Psi. Klinis, Psi. Motivasi, Psikodiagnostik I
Semester IV : Kesehatan Mental. Psi. Belajar, Metode Penelitian Kuantitatif, Psi. Eksperimen, Psikometri, Psi. Konseling, Psi. Komuikasi, Psikodiagnostik II – Observasi , Psi. Forensik
Semester V : Psi. Kognitif, Konstruksi Alat Ukur, Psi. Proyektif, Metode Peneltian Kualitatif, Psi. Abnormal, Tes Inventory, Psikoterapy, Teknik Konseling
Semester VI : Tes Inteligensi, Tes Grafis & Wartegg, Psikodiagnostik III – Interview, Dinamika Kelompok, Teknik Penyusunan Proposal & Skripsi, Desain Pelatihan
Semester VII : Tes Bakat Minat, Tes Roscharch, TAT/CAT (Thematic Apperception Test/ Children Apperception Test), Seminar Psikologi , IKD ( Ilmu Kealaman Dasar)
* Mata kuliah di atas sesuai dengan kardi (kartu studi) saya….. Bisa berbeda, sesuai dengan semester gasal/genap yang diambil, atau mata kuliah wajib yang merupakan prasyarat ke jenjang berikut.
PSIKOLOGI : cukup membaca buku saja?
Sebagian orang berpendapat, mempelajari manusia cukup lewat buku saja. Banyak trainer & motivator andal sama sekali tidak punya latar belakang psikologi. Toh mereka bisa berkomunikasi baik dengan audience.
Anggapan tersebut sama saja ketika kita berpikir, kalau sakit gigi cukup minum antibiotik ditambah pengurang rasa sakit. Ke dokter, paling-paling resepnya itu lagi. Banyak sekali buku parenting yang dijual di tengah pasar buku terkait ibu, anak, keluarga, suami dsb.
Pendapat tersebut tak ada salahnya, sepanjang buku-buku tersebut untuk memperkaya khazanah pribadi. Tetapi, di titik tertentu, orang yang memiliki kompetensi memadai diperlukan.
Apa sih kategori anak nakal? Cerdas? Trouble maker? Bagaimaa perkembangan saat ini misalnya indigo? Bagaimana dengan keluarga yang berantakan? Lelaki & perempuan dengan masa puber kedua?
Silakan simak catatan berikut .
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Mempelajari perkembangan manusia sejak fetus hingga masa empty nest- masa tua. Yang dipelajari tentu bukan fisiologi sekalipun hal tersebut pun dibahas secara singkat. Ibu-ibu dengan gangguan emosional yang parah di masa mengandung, besar kemungkinan memiliki anak dengan emosi serupa. Bila, di kemudian hari sang anak mengalami banyak hambatan perkembangan, biasanya akan dirunut ke belakang sejarah hidupnya baik dari auto -anamnesa maupun allo- anamnesa. Sejarah hidup yang dipelajari macam ini akan membantu semua pihak untuk bersikap lebih bijak dan tepat.
Psikologi perkembangan memakai teori Erik Erikson, Jean Piaget, Sigmund Freud, Noah Chomsky dan banyak lagi.
Psikologi tidak menggunakan kata ’pasti’ sebab kepribadian manusia sementara mengalami psikodinamika. ”Kecenderungan” lebih sering digunakan untuk mengungkap perilaku, personality/kepribadian, kecerdasan dll.
Belajar psikologi perkembangan, membuatku menyadari tingkah laku anak-anak; baik anak-anakku , anak temanku, anak-anak pada umumnya yang kutemui di jalan. Oh, anakku kurang ini di masa perkembangan balita, pantes saja dia begini….Oh, anakku sering kupupuk ini pas balita, pantas saja dia sekarang suka begitu….
PSIKOLOGI KLINIS
Inti dari mata kuliah ini adalah,
“ bagaimana yang sehat agar tetap sehat, yang sakit tidak bertambah sakit.”
Psi. klinis meliputi wilayah luas mulai anak, remaja, dewasa, gerontology, komunitas. Psi. klinis semacam pengantar bahwa dimanapun terdapat manusia dan komunitasnya; potensi maupun permasalahan akan dimungkinkan timbul. Apa yang dapat kita lakukan untuk menghilangkan, minimal meminimalisasi hal-hal buruk dalam perilaku dan perkembangan psikis?
PSIKOLOGI ABNORMAL
Psi. Abnormal membahas semua perilaku menyimpang seperti depressi, gangguan mood, anxiety, perilaku bunuh diri, voyeurism, fethishisme, dsb. Seringkali, perasaan menjadi merinding tiap kali melihat begitu banyak masalah kejiwaan yang menimpa masyarakat modern, terutama masyarakat metropolis.
Salah satu yang ditengarai menimpa jutaan warga AS (tak terkecuali Indonesia) adalah MPD – Multiple Personality Disorder. Jika kita pernah membaca 24 wajah Billy dan Sybill , begitulah kira-kira.
PSIKOLOGI KONSELING, TEKNIK KONSELING
Kuliah psikologi, meski tidak selalu harus menjadi terapis, diperlukan pengetahuan untuk bisa membantu orang lain. Konseling berbeda denga sekedar curhat. Konselor diharapkan mampu mengarahkan, setidaknya mendampingi, klien untuk bertanggung jawab pada pilihan hidupnya sendiri.
Seringkali hal ini bertentangan dengan hati nurani.
Bagaimanapun konselor tidak bisa mengambil alih tanggung jawab klien selaku manusia utuh. Semisal, seorang suami yang datang ke konselor dan berharap ia bisa tetap mempertahankan WIL serta rumahtangganya. Konselor tak berhak men judge : anda harus setia pada istri. Ya kalau ternyata sang suami mau, kalau tidak? Seorang konselor mendampingi hingga orang tersebut siap mengambil pilihan. Mau terus berselingkuh? Silakan tanggung sendiri akibatnya, termasuk kehilangan istri dan anak-anak.
Seorang terapis pernah bercerita, ia menangani kasus perempuan amat cantik yang dianiaya suami. Terapis tersebut menawarkan bantuan, bahkan jika dirasa perlu dibawa ke ranah hukum. Tetapi perempuan tersebut menolak,
“suami saya lah yang mensupply seluruh kebutuhan hidup, termasuk perjalananan saya ke luar negeri.”
Rupanya perempuan tersebut tidak bisa membendung hasratnya untuk shopping rutin ke luar negeri. Jika itu pilihannya, maka terapis ‘hanya’ memberikan panduan bagaimana bisa mengatasi rasa sakit.
PSIKODIAGNOSTIK
Inilah mata kuliah yang membuat pusing, ngos-ngosan tetapi sungguh, memberikan ilmu yang luarbiasa. Dulu dikenal sebagai PD I- VIII, sekarang lebih disebut dengan alat yang digunakan. Misal tes Ro (Tes Rorscharch), tes TAT/CAT, tes Inteligensi, dll.
Psikodiagnostik adalah suatu ilmu, alat , yang digunakan psikolog untuk dapat memperkirakan kecenderungan klien baik IQ, kepribadian, bakat dan minatnya.
Misalnya tes Inventory yang banyak menggunakan pernyataan verbal sebagai ungkapan. Tes ini banyak digunakan dalam perekrutan seperti EPPS, 16 PF, Pauli, SOV. Hasil tes dapat menunjukkan kecenderungan si testee yang sangat bermanfaat apakah ia akan menduduki level assisten, manager, dsb ? Apalagi bila dilengkapi tes bakat minat.
STATISTIK , PSIKOMETRI
Angka-angka adalah hal yang akrab dengan dunia psikologi. Bagi para peneliti, statistik dan psikometri adalah hal yang wajib dikuasai. Hal ini penting ketika akan melakukan eksperimen atau penelitian lain. Adakah hubungan antara konsumsi timbal bagi kecerdasan ? Bagaimana hubungan antara pasien HIV dengan pemahaman mereka akan agama ? Aadakah hubungan kemampuan berkomunikasi pada penderita pendengaran (hearing loss) dengan kemampuan mengendalikan emosi?
DOSEN-DOSEN KAMI
Nyaris semua dosen kami pandai berinteraksi dengan orang lain, tampil sebagai sosok yang mempesona. Pakaian rapi, sophisticated, ramah. Seringkali kami berbisik di belakang : ih, bu ini cantik banget, bu ini manis banget. Kupikir, karena mereka diminta tampil untuk memberikan solusi bagi permasalahan orang lain, mereka juga harus mampu memperlihatkan – dibalik semua masalah pribadi yang pastinya ada- bahwa mereka adalah sosok kuat dan bertalenta.
Untuk mengarungi badai kehidupan, bukan hanya sosok tangguh yang dibutuhkan. Diperlukan kejelian, kemampuan memahami masalah, berdamai dengan masalah, mungkin menikmati masalah. Dalam konsep Islam, itulah yang dinamakan sabar.
PSIKOLOGI UNTUK LELAKI ATAU PEREMPUAN?
Herannya, tokoh psikologi yang muncul ke permukaan begitu banyak laki-laki. Lelaki tidak menjadi feminin ketika ia masuk fakultas psikologi. Banyak dosen lelaki kami yang tetap maskulin. Mereka hanya terlihat lebih mampu mengendalikan diri.
Untuk perempuan, psikologi sangat cocok digeluti. Bukan hanya sebagai ilmu yang dipakai untuk menterapi diri pribadi, tetapi juga untuk anak, suami, keluarga, masyarakat, pendidik dan seterusnya.
KAMPUSKU, UNTAG
Rasanya bersyukur sekali bahwa Allah SWT memperjalankan aku kemari.
Banyak hal positif kutemukan, ilmu baru yang membuatku lebih mawas diri.
Untag terletak di Semolowaru 45 Surabaya, 15 menit dari rumahku. Kampusku sederhana, dengan uang SPP perbulan yang terjangkau. Beberapa tampilan fisik mulai berubah mulai taman yang diperindah, bangunan-bangunan di tepi jalan seperti toko buku, gerai PMI, bank Jatim, Pos, klinik juga ministore. Di toko buku, aku senang sekali melihat-lihat kumpulan jurnal psikologi yang dijual Rp. 50,000per judul/ volume. Sesekali kalau ada uang aku membeli sebagai tambahan pengetahuan.
Beberapa kali aku mewakili kampus mengikuti Psychodebate, dan lolos ke putaran berikutnya meski belum sampai babak final. Di Psychodebate kami diminta mengupas masalah yang sedang berkembang seperti PSK, homeschooling, videogame, dll.
Ada kantin di belakang kampus yang menjadi tempat rehat buat kami kalau lapar saat kuliah hingga siang, atau harus mengejar urusan praktikum.
Ada masjid Baitul Fikri di sebelah parkiran yang menjadi tempat rehat dan sholat magrib saat harus kuliah malam.
Ada lab. psikologi tempat kami berlatih menguasai bermacam alat psikodiagnostik, tempat kami melakukan roleplay, mengetes testee, berdiskusi dengan para asistan lab hingga malam.
Ada para dosen tempat kami terkadang curhat masalah pribadi dan mereka mendengarkan penuh perhatian.
Sekarang, aku berada di semester VII, baru saja menyelesaikan KKN.
Rasanya waktu berlalu begitu cepat, masih banyak yang ingin kupelajari dan kunikmati di kampus. Apapun itu, aku merasa sedih harus memikirkan bahwa sebentar lagi harus meninggalkan Untag, meninggalkan dosen-dosen yang kucintai. Tetapi hidup tak berhenti di masa lalu, tak menetap di masa sekarang. Hidup melangkah ke masa depan.
But time growing old, teaches all things ~ Aeschylus
Lost time is never found again ~ Benyamin Franklin
Sinta Yudisia
Fak. Psikologi Univ. 17 Agustus 1945, Surabaya
Mbak kalo d psikologi untag alih jenjang bs g ya?misal dari d3 trs mw lanjutin s1 nya.