Pernah baca Cadas Tanios atau Lady of Camellias?
Dua buku lawas yang ditulis para dedengkot sastra itu menggambarkan bahwa ketika membahas hubungan intim, bahasa kiasan alias bahasa metafora dapat digunakan. Bukan sekedar keindahan sastra penuh makna yang didapat, tetapi juga pembaca mendapatkan sebuah skema di benak : seks memang tidak perlu diungkapkan secara vulgar, tetapi justru segala sarana keluhuran, kemuliaan, keindahan mengiringi.
Padahal, Cadas Tanios bicara perselingkuhan. Lady of Camellias bicara pelacuran.
Di zaman dahulu, orang tak perlu ‘ganas’ ketika membahas seks. Hubungan Lamia dengan kekasihnya dalam Cadas Tanios, cukup diceritakan bahwa kekasihnya menyuapkan sebutir anggur, cahaya musim panas masuk ke ruangan dari celah-celah jendela dan mereka berdua tertawa menikmatinya. Margeurite dalam Lady of Camellias cukup dikisahkan naik ke lantai dua, menemui tamunya salah satu Count terkemuka, mereka masuk kamar dan mematikan lampu.
Apa yang kita pelajari?
Seks adalah perilaku yang harus dilakukan dalam ruang tertutup, dijaga dari dunia sekeliling yang serba ingin tahu dan mengintip, dibahas dengan bahasa sandi yang cukup dapat dirasakan oleh hati dan dapat dipahami pikiran. Seks tidak harus dipertontonkan hingga mata melihat jelas dan telinga mendengar jelas pula.
Bagaimana sekarang?
Pembahasan seks ada di warung-warung internet lewat video game, di film-film, bahkan dalam iklan-iklan. Informasi seks tidak lagi disampaikan oleh pemuka agama, sastrawan, ilmuwan atau orang yang lebih tua; tapi semua orang bisa menyampaikan dengan gaya masing-masing. Akibatnya, informasi tentang seks yang didapatkan bukan saja jauh dari kebenaran, bahkan seringkali membawa informasi menyimpang. Seks bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja. Yang penting pleasure principle tercapai. Toh itu kebutuhan asasi makhluk hidup dewasa.
Seks : Darimana Memulai
Membahas sesuatu –segala hal- dimulai dari kognisi dan value/beliefs. Kognisi melibatkan informasi, pengetahuan, pemahaman yang dasar. Tetapi ilmu harus didasari nilai. Ilmu tanpa nilai, akan menghasilkan kebenaran semu.
Misal,
Makhluk hidup butuh makan. Setiap hari harus makan. Ini premis yang benar. Tetapi makan bisa menjadi ibadah, bila didasarkan value/beliefs. Memakan makanan halal dapat menjadi proses panjang mulai mencari nafkah halal baik oleh suami atau istri, membelanjakannya dengan tepat, memilih dan memilah, memasaknya, sampai menyajikannya di meja makan, menyuapinya ke mulut anak-anak atau memasukkannya ke mulut sendiri.
Begitupun hubungan seksual.
Pleasure principle ini bisa menjadi pintu keridhoanNya atau malah menjadi pintu kemurkaanNya. Hubungan intim dapat menjadi pintu keberkahan bila dimulai dari pintu pernikahan, bagaimana mencari ilmu terkait hubungan seksual dan bagaimana mengaplikasikannya menjadi perilaku positif yang mendapatkan keberkahan.
Mudahkah?
Panduan dari Quran dan Hadits begitu banyaknya, tetapi pelaksanaannya butuh pemahaman dan pelaksanaan yang bertingkat-tingkat.
Hadits Rasulullah Saw yang intinya “janganlah menolak ajakan suami meski di atas punggung unta,” secara kognitif mudah dipahami. Tetapi secara perilaku? Bagaimana ketika istri menolak karena kelelahan, trauma masa lalu (sexual abuse dll), memiliki gangguan kepribadian atau bahkan merasa enggan karena tidak mencintai suami? Bagaimana pula ketika sebaliknya, suami yang tak punya hasrat pada istri karena pengaruh pornografi, infidelity, lelahnya pekerjaan atau bahkan memang sudah tak punya hasrat lagi?
Semoga buku ini dapat menjadi panduan bagi yang sedang mencari-cari jawaban terkait masalah seksual. Penulis berusaha menggunakan bahasa ilmiah ketika harus menjelaskan tentang hubungan intim, seperti menggunakan istilah sexual intercourse. Perilaku-perilaku seksual yang perlu kita pelajari bersama seperti cinta sejenis, BDSM, oral sex pun dibahas di sini.
Para istri yang risih karena suami pegang-pegang terus, semoga mendapatkan solusi.
Para suami yang kecewa karena istri selalu bilang ‘tidak’, semoga mendapatkan solusi.
Para remaja yang mungkin ingin tahu seperti apa kehidupan seksual, semoga bisa belajar.
Jangan khawatir, buku ini insyaallah tidak membosankan. Banyak ilustrasi menarik dan yang harus penulis puji, lay outnya keren!
Seks bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja
….dan disiarkan di mana saja
udah gila sekarang zamannya
masih kacil gak faham ginian ^-^
Eh, anak kecil zaman sekarang harus belajar ilmu tabu lewat pendekatan ilmiah lho 😀
Buku itu membahas seksual dalam poligami nggak ya?
Aq ada masalah soalnya suami punya 3 istri,dan aq istri pertama. Kadang kebutuhan seksual tidak terpenuhi, kecuali kami bermain berempat. Mungkin karena aq sudah nggak menarik. Tapi aq merasa kotor seperti binatang saat bermain berempat.
Mbak Ina…bisakah minta alamat? Saya hadiahkan gratis ya, insyaallah
Kalau alamat bisa japri ke IG di @sintayudisia ya…
Bagaimana caranya ya saya memenuhi kebutuhan saya krn terkadang istri menolak dan membuat saya pusing sakit kepala dan badan sakit2 kalau tidak di tunaikan.