Amerika, pernah menjadi Negara dan masyarakat religious hingga sekitar tahun 70-80an. Beberapa skandal menggoyang sendi Negara sehingga khalayak bertanya-tanya : apakah benar agama tepat dijadikan sebagai patokan?
Televangelist Jim Baker dan Jimmy Swaggart adalah salah contoh sedikit dari kasus yang menggemparkan. Keduanya, yang dikenal sebagai pengkhutbah dan rajin muncul di acara televisi, terbukti melakukan affair dengan rekan kerja dan juga PSK. Gary Hart, salah satu tokoh kharismatik dari kubu Demokrat tertangkap basah bersama aktris sexy berambut pirang : Donna Rice. Amerika gempar, tak hanya kalangan agamawan, negarawan pun jatuh karena perempuan.
Tak cukup sampai disitu.
Serial keluarga yang laris manis seperti Family Ties dan The Cosby Show, hanya indah di layar kaca. Film-film tersebut dianggap tidak mencerminkan dinamika keluarga yang sesungguhnya. Meredith Baxter, yang berperan sebagai Elyse Keaton, ibu dinamis dalam keluarga harmonis; dalam kehidupan nyata mengalami perceraian berkali-kali dan pada akhirnya memproklamirkan diri sebagai lesbi. The Cosby Show mengalami hal yang sama. Lisa Bonet, salah satu pemerannya memainkan Angel Heart yang sensual bersama Mickey Rourke, menimbulkan gelombang protes besar di Amerika. Mengapa PH tak selektif memilih artis?
Sejak decade 80an, Amerika berkembang ke arah kehidupan individualis yang materialistis. Agama dan harmonisasi kehidupan yang tampil indah dalam media-media; perlahan ditinggalkan.
Bagaimana dengan Indonesia?
Keluarga Indonesia
Berbeda dengan Amerika yang tidak lagi mempercayai institusi agama dan keluarga, Indonesia masih beranggapan dua entitas ini sebagai sumber kekuatan. Sekalipun para pengkhutbah di televisi mendapatkan pujian dan hujatan, agama tetap suci dari tuduhan. Yang salah hanya para pelaku.
Begitupun keluarga. Betapapun para pelaku sinetron yang memerankan pasangan harmonis amburadul kehidupannya di luar sana, masing-masing kita masih tetap percaya dan berusaha membangun keluarga yang kokoh kuat.
Sesungguhnya, pada peran siapakah yang sangat penting dalam keluarga? Ayah ataukah Bunda? Kalaupun kita beranggapan peran Ayah dan Bunda sama pentingnya,sama kuatnya, di sisi mana mereka harus menyadari peran utamanya?
Sekali lagi, keluarga adalah benteng dari setiap anggotanya. Seorang ayah merasa tentram berada di tengah keluarga. Seorang bunda merasa nyaman di tengah keluarga. Anak-anak merasa senang, bahagia, bangga di tengah keluarga. Bila ada di antara kita yang gelisah di tengah keluarga sendiri,perlu dicatat. Apakah keluarganya yang salah, atau diri pribadi yang bermasalah.
Mari kita lihat penelitian yang ingin mengetahui sejauh mana pengaruhnya terhadap anak-anak akan keterlibatan orangtua dalam kehidupan mereka. Penelitian ini untuk mengungkap tiga dimensi keterlibatan orangtua : EI , II. MAI. EI adalah expressive involvement, keterlibatan dalam perkembangan spiritual, emosional, social, fisik. Juga kemampuan untuk membangun relasi, kemampuan untuk dapat bersenang-senang . II instrumental involvement adalah keterlibatan yang diperlukan dalam perkembangan untuk membangun tanggung jawab dan kemandirian, etik dan moral, perkembangan karir, disiplin, bertanggung jawab pada pekerjaan rumah dan sekolah. MAI atau mentoring advising involvement adalah membangun kompetensi, kemampuan untuk menjadi mentor bagi orang lain serta perkembangan intelektual.
Sinta Yudisia
Bagian 1 dari 3 tulisan